Thursday, March 15, 2007

Cuaca di Jordania

Bulan Maret di Jordania adalah bulan yang menyenangkan, udaranya sejuk, bunga bunga bermekaran dan yang pasti tidak usah pakai baju tebal berlapis lapis. Itu cuaca di Amman ibu kota Jordania seminggu yang lalu. Pagi ini saya bangun, lihat keluar jendela, hujan rintik rintik, membasahi tanah.

Anak anak saya bangunkan untuk pergi ke sekolah. Setelah mereka berangkat dengan bis jemputan,satu jam kemudian, saya lihat kembali diluar ternyata bukan hanya air yang turun, tetapi bintik bintik putih ( bukan ketombe) tapi salju, lho kok begitu. Hmm padahal sudah dibilang sama suami ku, menurut peramal cuaca, hari Kamis ini akan ada salju. Saya engga percaya, soalnya setelah panas matahari yang terik, kok turun salju lagi.

Karena salju turun, semua rencana hari kamis ini harus dibatalkan. Iya di Jordania bukan sesuatu yang mengherankan kalau turun salju itu, hampir semua kegiatan diberhentikan.Anak anak dipulangkan dari sekolah, yang mau berangkat ke kantor juga engga jadi. Judulnya hampir semua penduduk, diam dirumah minum kopi dan makan roti bakar ( barangkali ). Yang menyebabkan semua kegiatan diberhentikan, adalah untuk menghindari kecelakaan lalu lintas, karena banyak kendaraan yang tidak disiapkan untuk meluncur di jalan yang licin, dan kalau kebetulan anda tinggal didaerah yang agak tinggi sedikit, kalau saljunya sampai deras dan tinggi, tidak ada traktor yang membuka jalan untuk mobil anda.

Saya teringat 5 tahun yang lalu, waktu turun salju di Amman Jordania hampir 4 hari berturut turut, kita semua diam di rumah. Kalau pun ada yang keluar rumah, itu untuk bermain main di jalan, lempar lempar salju dan bikin snowman. Kalau ada mobil yang mencoba maju, si pengemudi harus bersusah payah menyingkir kan salju terlebih dahulu.

Kalau dinegara yang saljunya turun lebih sering dan lebih banyak, tentu saja keadaannya lain dengan di Jordania ini, yang pasti kegiatan mereka sehari hari berjalan seperti biasanya karena mereka sudah siap dengan cuaca yang buruk, dari segi fasilitas jalan raya dan keadaan kendaraan nya.

Tuesday, March 6, 2007

Polisi di Jordania

Selama dua belas tahun tinggal di Jordania, aku distop Polisi, waktu nyetir mobil 3 kali saja. Dua kali waktu kecepatannya melebihi batas, lalu satu kali karena lampu kuning nancap gas bukannya berhenti.

Kejadian yang pertama, waktu pergi ke Petra ( tempat bersejarah, kota zaman kuno). Kesana perginya sama saudara saudara ku dari Jakarta. Aku sewa mobil van, biar semua masuk satu mobil. Perjalanan ke Petra, santai sekali, karena sebagian besar jalanannya lurus dan lebar. Tapi karena saking santai nya jadi bikin bosen, apalagi waktu lihat semua pada tidur, kecuali yang anak anak kedengaran cekakak cekikik di belakang mobil. Tidak terasa kaki ku menginjak gas terlalu cepat, tau tau beberapa kilo didepan jalan Pak polisi menyetop mobil ku. Suamiku yang lagi tidur di sebelah ku terbangun dan dengan bingung bertanya " Kenapa Pak Polisi". Pak Polisi bilang " mobilnya jalan terlalu cepat ". Tapi setelah periksa surat surat mobil dan SIM ku, Aku engga kena denda, cuman dibilang supaya hati hati.

Kejadian di stop Pak Polisi yang kedua, juga waktu lagi dijalan besar, menuju ke Airport, waktu itu Aku cuman sama anak anak ku saja, begitu Polisi nya lihat muka ku, dia tidak bilang apa apa, meriksa SIM ku pun tidak , dia hanya bilang ahlan wasahlan artinya selamat datang , terus disuruh maju lagi. Yang ketiga pun sama saja, Polisi bilang Ahlan wasahlan dan that's it. Judulnya Alhamdulillah , tiga kali distop engga pernah bayar denda.

Lain lagi ceritanya kalau lagi nyetir di Jakarta ( kalau supir lagi cuti, jadi nyetir sendiri). Wuaduh setiap tahun, pasti aja kena stop Polisi, maklum deh jalan jalan di Jakarta berubah terus, yang tadinya dua arah jadi satu arah, jalur untuk lurus, jadi jalur untuk belok saja dan lain sebagainya. Yang jelas setiap kena stop, Aku kena denda terus. Tapi untungnya di Jakarta masih berlaku pengadilan on the spot. Dengan kata lain, bayar langsung ditempat pun masih berlaku, tidak usah buang waktu ke pengadilan dulu.Hmmm apakah ini sesuatu yang menguntungkan buat masyarakat atau tidak. Kalau buatku sih menguntungkan, tidak repot repot lagi.Cuman pertanyaannya, itu uang hasil pengadilan on the spot masuknya ke kas Negara atau tidak ?

Burung Merpatiku

Aku sudah tinggal selama dua belas tahun di Jordania. Kalau ada yang nanya " wah sudah pintar bahasa Arab dong". Aku cuman nyengir, malu sendiri. Iya soalnya sampai sekarang, kemampuan bahasa Arab ku, masih minim sekali. Alasan ku, soalnya keluarga suami ku ( orang Jordania) semua nya bisa bahasa Inggris, terus teman teman aku semuanya juga bisa bahasa Inggris, dan kalau pun belanja , seringkali belanjanya di Supermarket, yang mana tidak perlu berkomunikasi, cuman ambil barang dan bayar langsung di kasir.

Teman teman orang asing ( Amerika, Inggris, Greek,Rumania,Philipina, Holland, German dll) yang menikah sama orang Jordania, hampir semuanya bisa bahasa Arab. Kalau dibilang apakah mereka lebih pintar dari Aku, tidak juga yah ha ha ha. Yang jelas, mereka itu semuanya mempunyai persamaan yaitu mertua perempuan mereka tidak bisa berbicara bahasa Inggris, jadi mereka harus kudu bisa bahasa Arab untuk komunikasi sama mertuanya, gitu lho. Nah kalau aku kebalikannya, Mertua ku dan ipar ipar ku pada bicara cas cis cus pakai bahasa Ingris, kalau lagi ngumpul sama Aku .

Jadi kumaha atuh, supaya bisa bahasa Arab. Akhirnya aku les bahasa Arab di sekolahan, lumayan bisa bicara dikit dikit .Cuman karena tidak dipraktekkan, tetap saja kalau bicara pakai bahasa Arab, kaku banget, dan harus mikiiirrrrr dulu. Perasaan waktu belajar bahasa Inggris dulu di Cambridge, 3 bulan udah bisa komunikasi, lancar.Barangkali karena terpaksa, soalnya Ibu kost ku orang Inggris yang engga bisa bahasa Indonesia apalagi bahasa Sunda. Jadi kalau mau apa apa, yah terpaksa deh Aku buka mulut pakai bahasa Inggris.

Pak Guru bahasa Arab ku bilang, kalau mau lancar bicara jangan malu malu untuk berbicara. Okey, no problem. Suatu hari waktu sedang berkunjung kerumah teman mertua perempuanku untuk mengucapkan bela sungkawa karena suaminya meninggal dunia, Aku duduk disebelah Mertua ku, dan disebelah kiri ku Ibu Ibu lainnya. Aku ditanya sama orang disebelah ku pakai bahasa Arab" sama siapa anda datang kesini". Aku jawab sambil menunjuk mertua ku yang duduk disebelah kananku" maa hamamti".

Ibu yang nanya Aku itu bengong pas aku jawab begitu. Mertua ku yang duduk disebelah ku bilang " jangan bilang hamamti tapi hamati". Oohh rupanya lain sekali artinya hamamti dan hamati. Hamati artinya Ibu mertua ku, sedangkan hamamti artinya burung merpati ku.