Monday, February 12, 2007

Orang mana sih ?

Seberapa sering kita mendengar komentar seperti berikut. " Wah si anu orang nya pelit dasar orang….. " atau si itu orang nya kampungan dasar orang……atau komentar seperti ini" kasar banget tuh orang dasar orang…..".

Demikian pula kalau kita tinggal diluar Indonesia, sama saja, orang asing menyangkut pautkan pribadi kita dengan negara asal kita. Padahal dimana pun sama saja, ada orang baik dan ada orang jahat, ada orang sopan dan ada orang yang kurang ajar, ada orang bau dan tidak bau ( he he he )
.

Yang dipermasalahkan disini adalah, sering kali kita memilih kelompok berdasarkan persamaan latar belakang suku atau negara.Padahal sebetulnya kesukuan atau kebangsaan merupakan stempel atau predikat yang sedikit (TIDAK BANYAK ) sangkut pautnya sama sekali dengan kepribadian seseorang.



Contoh nya begini, waktu zaman kuliah di Swiss , saya punya teman sekamar dari Mexico. Teman teman yang dari Asia Tenggara bingung dan banyak yang bertanya, kenapa berteman sama Magda (nama teman saya waktu itu ), kata mereka orang Mexico itu, wild , suka hura hura. Hmmm pikir saya waktu itu, yang saya perhatikan secara jelas Magda Soroza itu kutu buku, tiap malam nongkrongnya di ruang belajar, tidak pesta pora .



Setelah lulus sekolah di Swiss saya melanjutkan kuliah di London, punya flatmate orang Uganda, hitam kelam berbibir tebal. Temanku orang Indonesia bilang" kok mau mau nya sih seapartement sama orang hitam, kan mereka bau ! ".

Wah rupanya temanku tersebut asal cuap aja, aku pilih seapartment sama Juliet ( orang Uganda itu ) karena dia pintar, baik sekali dan ramah . Dia mandi nya setiap hari, perfume nya juga berjejer, bermacam macam merk, dan yang pasti dia juga sama kayak kita orang Indonesia yang bersih yaitu gosok gigi paling sedikit 2 kali sehari, cuci tangan sebelum makan, makan nya pakai garpu dan pisau .

Yang lebih konyol lagi waktu aku berteman dengan orang Arab ( suami ku sekarang ). Wuiiiy heboh deh yang kasih komentar baik dari teman orang Indonesia maupun teman dari Asia Tenggara lainnya. Kata mereka " kamu jangan jalan sama orang Arab, kalau sudah kecantol, terus menikah, mereka itu suka punya istri lebih dari satu".


Wah , kok sok tau banget yah. Memang benar ada orang Arab beristri lebih dari satu, tapi orang Indonesia, Malaysia, Brunei, Philipina dll nya pun banyak yang beristri lebih dari satu. Orang Eropa , Amerika, Australia pun kalau mereka mau serong, wanita simpanan nya dimana mana.

Alhamdulillah (touch wood touch wood ) setelah lulus kuliah dapat gelar Master, saya pulang ke Jakarta. Tiga tahun kemudian teman saya itu beserta orang tuanya datang ke Jakarta untuk melamar. Ayah ku mengajukan syarat: boleh menikah, asal kan setelah menikah , saya dan suami tinggal di Jakarta ( dengan kata lain tidak boleh diboyong ke negaranya ). Setelah Ayah saya meninggal, akhirnya kami memilih untuk tinggal di negara suami.



Sekarang kami sudah menikah selama hampir 20 tahun ( yah dua puluh tahun ), sampai sekarang saya bahagia, karena dia punya istri satu( SAYA), dia tidak pernah meninggalkan saya malam hari, biarpun di teleponin teman nya buat nongkrong di cafĂ© ( kalau saya tidak ikut pergi, No way dia pergi sama temannya itu…… beneran engga bohong). Perlakuannya juga baik, tidak kasar, kalau makan yang didahulukan anak anak dan istrinya dulu baru deh dia taruh makanan di piringnya.


Dia juga kalau makan pakai pisau dan garpu , tidak seperti perkiraan orang Indonesia yang bilang kalau orang Arab makannya satu piring besar rame rame , terus pakai tangan. Memang betul ada sebagian orang Arab yang makan seperti itu, karena merupakan tradisi mereka. Yang jelas kita harus menghargai tradisi setiap orang, orang Indonesia juga ada yang makan hanya menggunakan tangan tanpa memakai sendok garpu.

Hubungan ku dengan keluarga nya juga baik sekali, dekat tapi tidak bikin pengap, kalau mereka mau berkunjung, yah telepon dulu, engga keluar masuk rumah ku sembarang waktu.
Ibu mertua ku dan Bapak mertua ku baik hati, bijaksana dan tidak bikin masalah dikeluarga.



Seperti kata pepatah, berjalanlah dengan orang pintar biar jadi pintar, bersahabat dengan orang sukses biar terbawa sukses, berteman dengan orang bijaksana supaya terhindar masalah yang tidak diinginkan, tidak peduli orang mana, hitam,coklat,merah, kuning, putih,sipit, melotot, mancung atau pesek, karena kepribadian seseorang tidak dinilai dari negara asal mereka tapi dari individu nya masing masing.

1 comment:

Um Ibrahim said...

ah..great stuff..cie.. Mrs. husband o so good looking;), Masya'Allah teteh memang beruntung, setuju banget pendapatnya:) seperi di hadits sudah disebutkan:
Sahihal Bukari No. 3503 - Narrated 'Abdullah bin 'Amr:
Allah's Apostle neither talked in an insulting manner nor did he ever speak evil intentionally. He used to say, "The most beloved to me amongst you is the one who has the best character and manners."